Header Ads

Isoopo Motivation
  • Breaking News

    Merangsang Agar Anak Cepat Bicara





    Sejak lahir bayi sudah bisa mendengar dan mengerti suara sekitarnya, terutama suara ibunya. Walau bayi belum bisa menjawab dengan kata-kata tetapi dia bisa menyatakan perasaannya dengan cara tersenyum, menggerakan bibir, bersuara, berteriak, menggerakkan tangan kaki, kepala atau dengan menangis.

    Untuk melatihnya berbicara ada banyak cara mudah yang bisa dilakukan orangtua atau orang di sekeliling bayi. Melatih bayi berbicara akan lebih cepat jika si kecil mempelajari kata-kata dan menyusun kalimat.

    Selain itu, dapat merangsang perkembangan emosi, komunikasi sosial dan perkembangan kecerdasannya.

    Dengan latihan setiap hari, lama kelamaan bayi dan anak dapat menjawab dengan kata-kata dan kalimat. Latihan ini sekaligus merangsang perkembangan emosi, sosial, & perkembangan kecerdasannya. Supaya bayi / anak anda tidak terlambat berbicara, lakukan metode ini setiap hari, ketika anda berada tidak jauh dari bayi anda.



    1. Melatih Bayi dan Anak Berbicara.

    Berbicaralah kepada bayi / anak sebanyak mungkin dan sesering mungkin, dengan penuh kasih sayang, walaupun ia belum bisa menjawab.

    Bertanya pada bayi/anak
    Misal : Adik haus, ya? dede lapar,ya?. sasa mau susu, lagi ? Ini gambar apa ? Ini boneka apa ? Ini warnanya apa ? Ini namanya siapa ?

    Menyatakan perasaan ibu/ayah.
    Contoh: Aduh,mama kangen banget sama adik. Tadi mama di kantor ingat terus sama adik. Mmmh , mama sayang deh sama adik.

    Komentar terhadap perasaan bayi / anak .
    Contoh : Kasihan, adik rewel kepanasan, ya?. Nah sekarang dikipasin ya ? Ooo, kasihan, adik rewel gatal digigit nyamuk,ya ? Jatuh ya ? Sakit, ya? Sini di obatin !

    Komentar perilaku bayi / anak
    Contoh : Wah, Rini sudah bisa duduk! Eeee, Tono sudah bisa berdiri ? Ai, ai, Ari sudah bisa duduk ! Wah, adik sudah bisa jalan !

    Komentar keadaan bayi / anak
    Contoh : Aduh pipi Ade tembem ! Wow, adik matanya besar banget! Wah, kepala andi botak! Ai, ai, sasa buang air besar lagi !

    Bercerita tentang benda-benda di sekitar bayi / anak.
    Contoh : Lihat nih. Ini namanya bantal. Warnanya merah muda, ada gambar Winnie the Pooh. Adik tahu nggak Winni the Pooh ? belum tahu ? Winni The Pooh itu beruang yg lucu & cerdik. Nanti kalau sudah gede pasti tahu deh. Yg ini namanya boneka Teletubies. Warnanya merah. Yg ini warnanya hijau, yang itu ungu. Nih, coba dipeluk.

    Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan ibu / ayah.
    Contoh : Mama /Papa sekarang mau bikin susu buat adik sebentar , ya ? Nih, susunyal 3 takar , ditambah air 90 cc, terus dikocok-kocok. Kepanasan nggak ? Enggak kok. Nah, siap deh.

    Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan pada bayi / anak
    Contoh : Adik dimandiin dulu, ya ? Pakai air hangat, pakai sabun, biar bersih, biar kumannya hilang, biar kulitnya bagus sepeti bintang film. Sekarang dihandukin biar kering, tidak kedinginan. udaaaaah selesai. Sekarang pakai pampers, pakai baju, dibedakin dulu, biar kulitnya halus, wangi.. Nah, selesai. Enak, kan ? Asyik, kan ? Habis ini minum ASI terus tidur, ya ? Mama mau masak, ya ?


    2. Dengarkan suara bayi / anak, berikan jawaban atau pujian.

    Saat bayi atau anak bersuara atau berbicara (walaupun tidak jelas), segera kita menoleh dan memandang ke arah bayi dan mendengarkan suara bayi atau anak seolah-olah kita mengerti maksudnya. Pandang matanya, tirukan suaranya, berikan jawaban / pujian, seolah-olah bayi
    Mengerti jawaban kita.
    Contoh: Ta-ta-ta-ta ? Ma-ma-ma-ma? Kenapa, sayang ? Minta susu ?


    3. Bermain sambil berbicara.

    Ibu mengucapkan ciluuuuuukk (muka ditutup bantal) beberapa detik kemudian bantal ditarik kesamping sambil ibu mengucapkan : baaaaaa !!. Kapal terbang. Nih ada kapal terbang sedang terbang. Ngngngngngng. Ada musuh, kapal terbangnya menembak musuh ? dor .. dor .. dor. Kapal terbangnya turun ke muka bayi terus keperutnya. Boneka, dimainkan seolah-olah ia berbicara kepada bayi / anak Menyebutkan nama mainan, nama makanan, anggota badan (tangan, kaki, jari-jari, mulut, mata, telinga, hidung dll.)


    4. Bernyanyi sambil bermain.

    Pok-ame ame, belalang kupu-kupu, siang makan nasi, malam-malam minum cucu. Cecak-cecak didinding, diam-diam merayap, datang seekor nyamuk, ..hap! lalu ditangkap. Dua mata saya, hidung saya satu, (sambil menunjuk ke mata, hidung dst.) Putarkan kaset lagu anak-anak, ikut bernyanyi, sambil tepuk tangan, goyang kepala dll.


    5. Membacakan buku cerita sambil menunjukkan gambar-gambar.

    Bacakan cerita singkat dari buku cerita anak yang bergambar. Tunjukkan gambar tokoh-tokoh yang ada dalam cerita (binatang, benda-benda, manusia). Tanyakan kembali apa nama benda tersebut, apa gunanya, siapa nama tokohTunjukkan gambar-gambar di dalam majalah.


    6. Menonton TV bersama anak sambil menyebutkan nama-nama benda, tokoh atau
    kejadian yang terlihat di TV.

    Itu mobil, yang itu kapal, itu sepeda. Itu kucing, di sebelahnya ada tikus dan anjing Kucing melompat, tikus lari, anjing duduk.


    7. Banyak berbicara sepanjang jalan ketika bepergian (ke pertokoan,rumah keluarga dll).

    Tunjuklah benda-benda atau kejadian sambil menyebutkan dengan kata-kata berulang-ulang. Itu layang-layang sedang terbang, itu kakak sedang menyeberang jalan, itu burung sedang terbang, itu pohon ada bunganya, itu boneka pakai kacamata dll.


    8. Bermain dengan anak lain yang lebih jelas dan lancar berbicaranya.
    Ajak bermain dengan anak lain (kakak, tetangga, sepupu) yang sudah lebih jelas berbicaranya, bermain bersama menggunakan boneka, kubus, balok, puzzle, Lego, gambar-gambar, buku bergambar dll.



    Perhatikan :
    • Jangan memaksa anak berbicara. Kalau bayi / anak bersuara (walaupun tidak jelas) berikan jawaban, seolah-olah kita mengerti ucapannya
    • Pujilah segera kalau dia berbicara benar.
    • Jangan menyalahkan anak kalau ia salah mengucapkannya
    • Kalau anak sudah bosan sebaiknya beralih ke kegiatan lain
    • Jika Anak Anda Belum juga bisa bicara jangan cemas dulu....
    • Ada baiknya untuk lebih tanggap dan memperhatikan ketika anak kita mengalami keterlambatan bicara.



    Ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan juga antara lain :

    1. Konsultasi dengan dokter/psikolog/psikiater tentang apa yang seharusnya dikuasai oleh anak pada usia tetetentu. Usahakan mencari the second opinion untuk memperkuat pernyataan dokter yang lain dan memperkaya informasi tentang kondisi anak kita yang sebenarnya.

    2. Jangan biarkan anak terlalu lama menonton TV, karena akan berdampak kurang baik terhadap perkembangan anak. Ketika menonton TV, anak merasa nyaman dengan tayangan gambar yang begitu menarik dengan gambar yang selalu bergerak dan penuh dengan warna.
    Hal itu dapat menyebabkan berkurangnya ketertarikan anak pada obyek-obyek yang statis/kurang menarik/ kurang berwarna yang ada di lingkungan sekitarnya. Akibatnya anak cenderung menjadi pasif, kurang peka dan kurang fokus ketika berinteraksi denganh lingkungannya. Sedangkan yang dibutuhkan anak agar dapat mengadopsi kata-kata dari orang lain adalah dengan cara imitasi (meniru). Dalam proses imitasi diperlukan sensitifitas, keaktifan dan konsentrasi.

    3. Sediakan waktu mengajak anak berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Hal ini akan merangsang anak agar lebih termotivasi untuk belajar bicara, karena bermain bersama anak-anak yang lain membutuhkan kemampuan komunikasi verbal.

    4. Selalu Menstimulasi dengan mengajak anak berkomunikasi meskipun anak belum mampu berbicara dengan baik. Masa BATITA adalah masa meniru, sehingga ketika orang tua intens mengajaknya berbicara pasti kosa kata anak semakin banyak pula.

    5. Mengajarkan kata kepada anak dengan kata-kata yang jelas (intonasi, bentuk mulut/bibir saat mengucapkannya). Contoh : makan bukan maem atau mamam, minum bukan mik atau num, susu bukan cucu, dsb.

    Anak yang mengalami keterlambatan bicara sebenarnya memiliki soaial-emosional dan perkembangan intelegensi yang normal seperti anak lainnya. Masalah anak terlambat bicara dialami 5-10 persen anak-anak usia prasekolah dan cenderung lebih sering dialami anak laki-laki ketimbang perempuan.



    Keterlambatan bicara pada anak bisa disebabkan berbagai faktor, antara lain:

    1. Mengalami hambatan pendengaran
    Bila anak mengalami kesulitan dalam pendengaran, secara otomatis menyebabkan anak kesulitan meniru, memahami, dan menggunakan bahasa. Masalah pendengaran pada anak biasanya disebabkan adanya infeksi telinga.

    2. Hambatan perkembangan otak
    Adanya gangguan pada daerah oral-motor di otak mengakibatkan ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang berperan untuk menghasilkan bicara. Sehingga kondisi ini dapat menyebabkan anak kesulitan menggunakan bibir, lidah, dan rahang untuk menghasilkan bunyi.

    3. Adanya masalah keturunan
    Keterlambatan bicara juga bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan. Meski belum ada penelitian yang bisa membuktikan kebenarannya, tapi biasanya anak yang terlambat bicara ternyata memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan yang sama.

    4. Minimnya komunikasi
    Interaksi dan komunikasi antara orangtua dengan anak bisa menstimulasi anak untuk memperbanyak kosa katanya. Sayangnya, beberapa orangtua tidak menyadari jika cara berkomunikasi mereka berpengaruh terhadap perkembangan anak.

    5. Faktor televisi
    Anak yang sering menonton televisi akan menjadi pendengar yang pasif, anak hanya menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk. Menonton televisi juga bisa membuat anak menjadi traumatis karena menyaksikan tayangan yang berisi adegan perkelahian, kekerasan, dan seksual.









    Review : 
    - http://www.ibudanbalita.net/19/merangsang-anak-agar-cepat-berbicara.html
    - http://doktersehat.com/jangan-cemas-dulu-bila-anak-terlambat-berbicara/
    - http://doktersehat.com/penyebab-dan-cara-mengatasi-anak-terlambat-bicara/

    No comments

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad