Sundar Pichai CEO Google Yang Inspiratif
Pengangkatan Sundar Pichai sebagai CEO Google bukanlah sesuatu yang mengejutkan, terutama bagi karyawan Google. Mereka mengatakan bahwa Pichai dapat merealisasikan rencana yang ada.
Bernama lengkap Pichai Sundararajan, Pichai terlahir di Tamil Nadu pada tahun 1972. Ia memiliki satu saudara. Pichai dibesarkan di sebuah rumah kelas menengah dan berkecukupan, ayahnya adalah seorang teknisi listrik. Pichai juga dikenal sebagai seorang yang sangat cerdas dan kreatif. Ia menjadi lulusan terbaik secara akademis di sekolahnya. Sejak kecil, dia sudah menunjukkan ketertarikan pada pekerjaan ayahnya dan barang elekronik yang ada di rumahnya, meski barang elektronik yang ada tidak banyak.
Pada usia 12 tahun, keluarga Pichai baru memiliki telepon rumah. Saat itulah, dia mengenali salah satu bakatnya, mengingat angka dengan mudah. Pichai cukup memencet nomor telepon satu kali dan angka itu akan menempel di otaknya, dan bakat ini sangat berguna ketika dia bekerja di Google, manakala harus menyampaikan statistik suatu produk.
Nilai sekolahnya membuatnya dapat masuk ke Indian Institute of Technology, di mana dia meraih gelar di jurusan teknik. Guru-gurunya menyebutkan bahwa Pichai adalah orang yang sopan dan patuh pada aturan. Setelah itu, Pichai lalu mendapat beasiswa ke Stanford. Dia pun berangkat ke Amerika Serikat, walau tiket pesawat ke San Fransisco lebih mahal dari total gaji sang ayah selama satu tahun.
Sama seperti Larry Page dan Sergey Brin, dua pendiri Google, Pichai akhirnya keluar dari program PhD Stanford untuk mengejar karir di dunia bsinis. Dia lalu bekerja sebagai teknisi di Applied Materials, perusahaan pembuat prosesor. Dia memutuskan untuk kembali melanjutkan pendidikannya di Wharton School dan mendapatkan gelar MBA.
Di tahun 2004, dia dipanggil wawancara oleh Google. Wawancara tersebut bertepatan pada tanggal 1 April yang merupakan hari April Mop. Hari itu juga bertepatan dengan hari di mana Google meluncurkan Gmail. Sama seperti para pekerja Google lainnya, ketika itu, Pichai berpikir bahwa proyek Gmail hanyalah candaan Google untuk hari April Mop.
Pichai diterima di Google sebagai Product Manager. Ketika itu, Pichai harus puas hanya mengurusi tim kecil di balik search bar mungil yang ada pada Firefox dan Internet Explorer. Hal ini membuat dia berpikir: bagaimana jika Google membuat browser sendiri?
Ketika itu, Google adalah perusahaan yang membiarkan para pekerjanya untuk menghabiskan 20 persen waktu mereka untuk mengerjakan proyek pribadi. Dan ketika itu pula, terdapat sangat banyak proyek pribadi dari para pekerja Google. Dan Pichai pun bertahan serta terus meyakinkan co-pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin, untuk meluncurkan browser Google sendiri.
Pichai memainkan peran penting dalam peluncuran browser, Google Chrome, pada tahun 2008. Chrome terbukti menjadi sukses besar karena memungkinkan pengguna untuk langsung mengakses mesin pencari Google.Eric Schmidt, CEO Google ketika itu, merasa Chrome adalah proyek yang hanya akan membuang waktu.
Meskipun begitu, Chrome terbukti menjadi proyek yang sangat sukses. Sekarang, 1 dari 3 komputer di dunia menggunakan Chrome sebagai browser mereka. Chrome juga merupakan browser yang paling sering digunakan di banyak negara kecuali Jerman, Jepang, sebagian besar negara di Afrika, dan, lucunya, India.
Sundar Pichai With Chrome |
Pichai dengan cepat menjadi seorang bintang. Setelah sukses dengan Chrome, dia kembali menuai sukses dengan proyek Chrome OS dan Chromebook. Perusahaan di Silicon Valley telah lama berpikir untuk membuat netbook - laptop yang menyimpan segala data di cloud - selama bertahun-tahun. Tetapi Pichai adalah orang yang berhasil menjadikan rencana ini menjadi nyata. Sekarang ini, hampir seperempat total penjualan PC di Amerika Serikat merupakan Chromebook.
Saat Pichai sedang mempersiapkan peluncuran Chrome OS, dia diberikan tanggung jawab yang lebih banyak, termasuk Google Drive, Google Maps dan juga Gmail. Di sela-sela kesibukannya, Pichai berhasil menjadi Director dari Jive Software, sebuah perusahaan komunikasi dan menjalankan perannya sebagai ayah dari 2 anak yang dia dapat dari Anjali, istrinya yang merupakan wanita idamannya sejak tinggal di India.
Di tahun 2010, banyak kabar yang menyebutkan bahwa Twitter tertarik untuk membajak Pichai dan menjadikannya sebagai Vice President of Product mereka. Diduga, untuk memastikan Pichai menolak tawaran ini, Google memberikan bonus sebesar USD10 - 50 juta.
Tiga tahun kemudian, Andy Rubin, Kepala Divisi Android, bertengkar dengan Larry Page dan mengundurkan diri. Pichai dipilih untuk menggantikan posisi Rubin. Bekerja sama dengan Rubin bukanlah hal yang mudah bagi seluruh karyawan Google.
Rubin berencana untuk membuat browser khusus untuk Android. Sementara Pichai ingin Chrome dijadikan browser untuk Android. Agar Rubin setuju untuk menjadikan Chrome sebagai browser untuk Android, Pichai harus menandatangani sebuah surat perjanjian dengan Rubin. Hal ini menunjukkan keahlian Pichai dalam berdiplomasi.
Mengurus divisi Android berarti Pichai juga harus berurusan dengan perusahaan pihak ketiga yang ingin menggunakan Android sebagai OS untuk smartphone mereka. Saat Samsung berencana untuk menggunakan Magazine UX pada gadget mereka, Pichai menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk meyakinkan Samsung bahwa sebaiknya mereka tak melakukan hal tersebut. Pichai mengakui bahwa pekerjaanya bukanlah pekerjaan yang mudah.
Selain Twitter, Microsoft pernah berencana untuk menjadikan Pichai sebagai CEO saat Steve Ballmer, CEO Microsoft sebelum Satya Nadella, turun.
Saat ini, muncul rumor di Silicon Valley bahwa pengangkatan Pichai sebagai CEO adalah cara Google untuk memastikan dia tetap setia dengan Google.
Colin Gillis, analis teknologi di BGC Partners, menyebutkan, langkah Page untuk menjadikan Pichai sebagai CEO Google adalah cerdas, mengingat sekarang ini, banyak perusahaan teknologi yang saling memperebutkan orang-orang bertalenta untuk dipekerjakan di perusahaan mereka.
Misalnya saja, Twitter, yang sedang mencari orang untuk mengisi posisi CEO. Hal ini menjadikan Pichai sebagai salah satu orang yang paling dicari.
"Saya merasa dia adalah orang yang diinginkan banyak perusahaan," kata Gillis. Menjadikan Pichai sebagai CEO Google memberinya motivasi untuk tetap bekerja untuk Google.
Eric Schmidt, bekas Executive Chairman di Google dan kini menjabat posisi yang sama di Alphabet, menuliskan sebuah tweet mengenai keyakinannya akan kemampuan Pichai. Dalam tweet-nya dia menuliskan, "Tidak sabar untuk melihat visi Pichai. Dia akan menjadi CEO yang hebat!"
Dalam wawancara dengan Bloomberg tahun lalu, Caesar Sengupta, Vice-President Product Management Google, berkata, "Saya menantang Anda untuk menemukan orang yang bekerja di Google yang tak suka dengan Sundar atau orang yang berpikir bahwa Sundar adalah orang yang menyebalkan."
Sementara itu, Maarten Hooft memberitahu Business Insider tahun lalu, "Jika ada orang yang bisa menjabat sebagai CEO Google, maka Sundar adalah orangnya. Ada banyak orang cerdas di Google, tetapi menyangkut produk konsumen yang sudah dia kerjakan sejauh ini, saya ragu Google bisa menjadi sesukses sekarang tanpa Sundar."
Larry Page juga memuji Pichai sebagai orang yang memiliki pengetahuan teknis yang mendalam, dan saat yang sama, kemampuan managerial yang luar biasa. Kombinasi kedua hal ini jarang sekali terdapat pada diri seseorang.
Pidato Sundar Pichai |
Pidato Sundar Pichai Tentang Teori KECOA untuk Pengembangan Pribadinya
Di sebuah restoran, seekor kecoa tiba-tiba terbang dari suatu tempat dan mendarat di seorang wanita.
Dia mulai berteriak ketakutan.
Dengan wajah yang panik dan suara gemetar, dia mulai melompat, dengan kedua tangannya berusaha keras untuk menyingkirkan kecoa tersebut.
Reaksinya menular, karena semua orang di kelompoknya juga menjadi panik.
Wanita itu akhirnya berhasil mendorong kecoa tersebut pergi tapi … kecoa itu mendarat di pundak wanita lain dalam kelompok.
Sekarang, giliran wanita lain dalam kelompok itu untuk melanjutkan drama.
Pelayan bergegas ke depan untuk menyelamatkan mereka.
Dalam sesi saling lempar tersebut, kecoa berikutnya jatuh pada pelayan.
Pelayan berdiri kokoh, menenangkan diri dan mengamati perilaku kecoa di kemejanya.
Ketika dia cukup percaya diri, ia meraih kecoa itu dengan jari-jarinya dan melemparkan nya keluar dari restoran.
Menyeruput kopi dan menonton hiburan itu, antena pikiran saya mengambil beberapa pemikiran dan mulai bertanya-tanya, apakah kecoa yang bertanggung jawab untuk perilaku heboh mereka?
Jika demikian, maka mengapa pelayan tidak terganggu?
Dia menangani peristiwa tersebut dengan mendekati sempurna, tanpa kekacauan apapun.
So, para hadirin.. CEO dari India ini kemudian bertanya:
“Lalu apa yang bisa saya dapat dari kejadian tadi?”
Ia melanjutkan pidatonya..
“Dari tempat saya duduk, saya berpikir..
Kenapa 2 wanita karir itu panik, sementara wanita pelayan itu bisa dengan tenang mengusir kecoa?
Berarti jelas bukan karena kecoanya, tapi karena respon yang diberikan itulah yang menentukan. Ketidakmampuan kedua wanita karir dalam menghadapi kecoa itulah yang membuat suasana cafe jadi kacau.
Kecoa memang menjijikkan.
Tapi ia akan tetap seperti itu selamanya.
Tak bisa kau ubah kecoa menjadi lucu dan menggemaskan.
Begitupun juga dengan masalah.
Atau macet dijalanan, atau istri yang cerewet, teman yang berkhianat, bos yang sok kuasa, bawahan yang tidak penurut, deadline yang ketat, tetangga yang mengganggu, dsb.
Sampai kapanpun semua itu tidak akan pernah menyenangkan.
Tapi bukan itu yang membuat semuanya kacau. Ketidakmampuan kita untuk menghadapi yang membuatnya demikian.”
Yang mengganggu wanita itu bukanlah kecoa, tetapi ketidakmampuan wanita itu untuk mengatasi gangguan yang disebabkan oleh kecoa tersebut.
Disitu saya menyadari bahwa, bukanlah teriakan ayah saya atau atasan saya atau istri saya yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh teriakan merekalah yang mengganggu saya.
Bukanlah kemacetan lalu lintas di jalan yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh kemacetan yang mengganggu saya.
Reaksi saya terhadap masalah itulah yang sebenarnya lebih menciptakan kekacauan dalam hidup saya, melebihi dari masalah itu sendiri.
:::::::::::::::::::::: LUAR BIASA
Memang benar hidup akan lebih bahagia dilihat dari bagaimana kita bisa merespon dengan bijak tiap masalah yang timbul dari pada bereaksi yang berlebihan itu justru malah akan semakin memperkeruh masalah yang ada.
Review :
- http://teknologi.metrotvnews.com/read/2015/08/11/420046/mengenal-ceo-google-sundar-pichai-anak-india-yang-cerdas-dari-keluarga-sederhana
- http://www.sepositif.com/2017/01/kisah-inspiratif-sundar-pichai-yang-sukses-diangkat-jadi-ceo-google.html
- https://www.jatik.com/kisah-inspiratif-ceo-google/
- img, http://cdn.fablefeed.com/wp-content/uploads/2015/08/sundar-1000x600.jpg
- img, http://images.dailytech.com/nimage/Sundar_Pichai_Wide.jpg
- img, http://si.wsj.net/public/resources/images/BN-LT354_isunda_G_20151217071630.jpg
No comments